Yamaha YZF-R1, Adaptasi Teknologi Crossplane

Maret 13, 2009 at 3:15 am (Uncategorized)

Yamaha pertama kali meluncurkan produk YZF-R1 di tahun 1998 sebagai perbaikan dari generasi mesin Genesis yang dilepas mulai tahun 1984. Perbaikan yang dilakukan ini menghasilkan mesin yang lebih pendek sehingga wheelbase pun dapat dikurangi dan mengoptimalkan center of gravity dan kemampuan handling.

Yamaha YZF-R1

yamaha_yzf_r1-20090227-004-rita

Generasi tahun 2009 dari literbike keluaran Yamaha ini juga mengusung beberapa modifikasi dari generasi sebelumnya. Setidaknya, Yamaha memutuskan untuk melakukan perbaikan pada sisi chasis dan terutama pada bagian mesin. Salah satu yang paling menarik adalah pengaplikasian firing interval yang diadaptasi dari MotoGP.

Bila biasanya dua dari keempat piston yang ada bergerak dalam waktu yang bersamaan, maka keempat piston yang digunakan di sini bergerak dengan interval 90ยบ dari piston yang lain sehingga mampu mengurangi fluktuasi tenaga yang biasa terjadi pada mesin dengan empat silinder. Teknologi yang disebut crossplane ini pertama kali muncul di ajang MotoGP lewat Yamaha YZR-M1.

Yamaha YZF-R1

Untuk meningkatkan performa di tikungan jelas peran chasis dan suspensi sangatlah penting. Kerangka aluminium dengan desain baru sengaja dipasang di sini untuk mengimbangi teknologi crossplane yang sudah terpasang pada mesinnya. Entah kenapa tapi agaknya Yamaha menganggap kapasitas 998cc pada mesin generasi sebelumnya masih cukup handal dan tak ada peningkatan pada versi 2009 ini.

Secara fisik, tak banyak perubahan yang dibuat Yamaha pada YZF-R1 ini. Secara umum bentuk firing lama tetap dipertahankan meski beberapa lekukan dihilangkan dan memberi kesan lebih ringkas sekaligus lebih rendah dari versi tahun 2008. Selain terlihat ringkas, ternyata bobot motor ini pun berkurang hampir lima kilogram dibanding dengan pendahulunya.

Yamaha YZF-R1

yamaha_yzf_r1-20090227-007-rita

Untuk andalan baru ini, Yamaha menyediakan empat warna pilihan, Team Yamaha Blue/White; Cadmium Yellow; Pearl White/Rapid Red dan Raven/Candy Red, dengan kisaran harga antara US$12.390 sampai US$12.490 atau sekitar Rp137 jutaan. Bila berminat Anda sudah bisa memiliki motor garang ini karena Yamaha sudah meluncurkan motor ini sejak bulan Januari 2009 lalu.

Spesifikasi:
Engine : 998cc liquid-cooled inline 4-cylinder; DOHC, 16 valves (titanium intakes)
Compression Ratio : 12.7:1
Fuel Delivery : Fuel Injection with YCC-T and YCC-I
Transmission : 6-speed w/multi-plate slipper clutch
Suspension/Front : 43mm inverted fork; fully adjustable, 4.7-in travel
Suspension/Rear : Single shock w/piggyback reservoir; 4-way adjustable, 5.1-in travel
Brakes/Front : Dual 310mm disc; radial-mount forged 6-piston calipers
Brakes/Rear : 220mm disc; single-piston caliper
Tires/Front : 120/70-ZR17
Tires/Rear : 190/50-ZR17
Situs Resmi : http://www.yamaha-motor.com

Permalink Tinggalkan sebuah Komentar

Hantu Penonton, d’Masiver Dari Dunia Lain

Maret 13, 2009 at 3:09 am (Uncategorized)

Kapanlagi.com,Minggu, 01 Maret 2009 16:29 – Saat ditemui Senin (23/02) di jumpa pers A Mild Wanted 2009, d Masiv tampak makin mantap melenggang di dunia panggung. Sepak terjangnya semakin diakui masyarakat berkat usaha maksimal yang digawangi Ryan ini. “Seneng banget, sepanjang tahun lalu kita bisa keliling nusantara untuk promo album,” ungkap mereka bersyukur atas kesuksesannya.

Band asal Jakarta ini sedang mempersiapkan penggarapan album baru yang diharapkan siap diluncurkan tahun ini. Atas kerja keras tim, d Masiv akhirnya sempat menikmati liburan ke luar negeri, Brunei Darussalam mereka pilih sebagai negara yang pertama kali dikunjungi.

Sukses d Masiv kiranya santer terdengar di mana-mana, sampai-sampai dikabarkan pula ada hantu menonton konsernya di Papua. “Iya kami bahkan tidak tahu kalau pas konser ada hantu tertangkap kamera,” pungkas d Masiv yang sempat melihat cuplikan konser mereka di YouTube.

“Jadi pas kami nyanyi lagu Merindukanmu, si hantu itu ikutan nonton,” lanjut mereka. Menurut mereka hal ini bukan hal yang mengganggu, bahkan dengan sedikit gurauan, mereka menganggap d’Masiver ternyata tak hanya ada di dunia manusia, tetapi di dunia makhluk halus, d Masiv juga terkenal.

“Mungkin ini memang suatu kebetulan, yang jelas lagu itu berkisah tentang kerinduan pada orang yang telah tiada. Jadi pas deh,” kata d Masiv tanpa memperlihatkan rasa takut pada kisah hantu yang antusias melihat konsernya itu.

Permalink Tinggalkan sebuah Komentar